Bromo....



     Ulang Tahun adalah hari yang selalu spesial. Kalau waktu Alm Bapak masih hidup hari Ultah artinya hari bahagia makan keluar, atau dapat hadiah. Bapak selalu ingat hari lahirku. Kadang karna sibuk mama kadang-kadang lupa. Tapi sekarang, sejak saya punya anak dan mulai sedikit bisa menata hidup, bagi saya hari ulang tahun adalah hari peringatan cinta kasih terbesar yang pernah ada. Hari seorang mempertaruhkan nyawanya untuk sebuah kehidupan baru. Terima kasih mama tercinta....walaupun kita terkenal seperti kucing dan tikus yang tidak akan pernah bisa tinggal seatap atau makan bersama, tapi mama tau bahwa hidup saya hanya saya perjuangkan untuk buat mama bangga.
    Umur makin bertambah, ada yang beda di tahun ini..sebelum2nya ulang tahun di rayakan sendiri, selain dari teman-teman kantor yang super yang selalu memberikan suprise. Guys...you are my everything. Biasanya malam ultah tiup lilin sendiri, dan memberikan hadiah diri sendiri. apapun bentuknya itu. dan tahun ini hadiah buat diriku adalah pergi ke Gunung bromo. kenapa bromo, karna bromo masuk di salah satu sunrise terindah di dunia, versi lonely planet. dan setiap kali ketemu backpacker dari eropa mereka selalu bertanya, sudah ke bromo?
Wah, mesti kesana nih. dan bulan january ini setiap hari nge cek tiket murah. hasilnya dapatlah promo merpati tgl 18 ke surabaya. Ticket ok.  lagi benar2 kere jadi mesti perencanaan dengan budget super ketat. Coba browsing, sepertinya bisa benar-benar murah perjalanan ke sana. tapi tetap dengan resiko, mungkin ada 1 malam yang harus bergadang di terminal, kalau gak mau kehilangan barang pas ketiduran.
Dan benar saja...tgl 18 january pun tiba dan, seperti biasa...Merpati kesayangan itu delay 1,5 jam, dan target tiba jam 5 di surabaya molor jadi jam 7. belum ke bungurasi dan ke probolinggo. well, sepertinya pilihannya tinggal begadang di bungurasi atau begadang di probolinggo. karna dari probolinggo ke bromo angkutan terakhir jam 5 sore. kalau naik ojek...gak berani juga di daerah baru. well...nasib traveler kere ya begitu...tapi pasrah ajalah..
Sambil mikir dan berharap keajaiban, aku berjalan ke arah Damri, tiba-tiba handphone berdering. Seorang teman yang dulu perdah Kerja di Flores..gak pake basa basi, dia langsung bilang jangan naik damri, tunggu aku di situ, aku jemput. Hmm...setengah gak percaya aku turun lagi dari Damri dan masuk ke LA cafe, ngopi dan merokok. sambil mikir apa dia benar2 datang. menunggu sekitar 1 jam , dia tiba dengan mobil dan gak parkir, aku langsung masuk mobil dan pergi. Gak pake basa basi dia langsung tancap gas menuju Bromo. Semula ku pikir dia akan drop aku di  Terminal Bungurasi, tapi ternyata kami melewati lapindo dan terus ke pasuruan ke arah penanjakan. Dia nyetir mobil kesetanan. entah kebiasaan atau takut keburu ngantuk sebelum tiba. di jalan dia sempatin beli beberapa botol bir. Lalu tiba di penginapan di penanjakan mencari penginapan. yang pertama full, mencari ke tempat lain lagi. dapat. Harga cukup tinggi buatku. 200 ribu dengan air panas, 150 ribu tanpa air panas. aku gak bisa ngomong, mereka bicara bahasa jawa. Kau ngerti tapi gak bisa nyahut. well , mending diam saja, sambil mikir, ok, harga segitu bisa di mengerti. dan menjelang jam 12 malam dia nyalakan korek untuk di tiup sebagai pertingatan hari ultah dan listrik tiba2 padam, yang membuat dia harus meminta orang keluar mencari lilin. kami menghabiskan malam dengan mengobrol ngalor ngidul sambil minum bir sampai tiba saatnya bangun untuk berangkat ke penanjakan. ojek di minta 100/orang,PP. tapi rupanya dia maunya dia yang bawa motornya, jadi kami bisa pakai 1 motor berdua. deal 150 ribu. kemana2 kami di kawal sama motor 1 nya lagi. entah apa maksudnya. toh kami tak akan bawa kabur motornya, karna mobil di parkir di homestay. but anyway, berangkatlah kami dengan GL-pro yang di geber abis2an dengan kabut pekat dan jarak pandang yang pendek. dia ngebut sampai aku berpikir orang ini syaraf takutnya sudah rusak...tapi kami tidak beruntung. Kabut penutupi pemandangan. Dan bukannya tinggal di dalam areal puncak, kami malah melompati pagar berdiri di bibir jurang dengan kamera di tangan. tapi penantian sia-sia, kabut tak mau pergi. Lalu kami pun memutuskan untuk ke lautan pasir melihat caldera. sesampainya di sana, dia mengajak aku untuk mencoba menunggang kuda. cukup menakutkan pas pertama kali tapi kemudian menjadi sangat meyenangkan...
puas berfoto2 di caldera, kami turun, check out dan langsung pulang ke surabaya. sempat mampir makan kepiting yg super enak kemudian saya ke tempat kakak di surabaya dan dia pulang...hari minggu kami janjian untuk bertemu lagi dan makan siang bareng ama kakakku lalu aku maen sebentar ke taman mungkul dan ke kebon binatang. setelah itu pulang , dan malam kami janjian bertemu lagi untuk makan malam. Makan di Bebek BCA, begitu orang menyebutnya...makanannya sangat di rekomendasikan. uenak rek..kata orang surabaya...on the way home, kami sempat mampir di pinggir jalan, ngopi, ngobrol, bertemu pecinta motor antik, sampai tak sadar sudah jam 1, dan waktunya saya pulang. Setelah berterima kasih karna sudah saatnya saya pamitan, apalagi segala2nya di bayarin...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh dari Ruteng