Respect is like mirror

"Kau terlalu nekat". Entah kenapa kalimat ini terdengar akrab . Padahal menurut saya ikan yang mahal itu karna renangnya lawan arus, kalau yang ikut arus sekilo 10 ribu seperti ikan kucing atau tembang kata orang manggarai. Tak terhitung banyaknya cibiran, bahasa-bahasa sinis walaupun ada beberapa yang mengapresiasi juga. Yah, masalah perspektiflah saya bilang. tergantung dari sudut mana kita melihat. Hanya saja buat saya, prinsipnya adalah, I will never let you rule my happiness. Bahagia atau tidaknya saya bukan anda yang menentukan. kalau harus tidur di gudang sepatu karna menolak untuk harus bangun pagi atau apa, asyik aja juga. Itu pilihan dan tentunya konsekuensinya juga harus di nikmati. Keras? Sangat.
Bagi saya segala sesuatu yang terjadi pada diri seseorang yang karena dia memilih untuk menjadi seperti itu padahal baru waktu kuliah baru membaca tentang aliran eksistensialisme.
Dan hal ini kemudian terbawa menjadi pandangan hidup sampai sekarang. Positifnya menurut saya adalah kita menjadi tidak mudah menghakimi. Karena menurut saya segala sesuatu yang terjadi pada diri seseorang adalah karena dia membiarkannya terjadi. Sedikit lebih positive. Melihat pelacur, fine. Setidaknya mereka punya nyali besar untuk memanfaatkan sumber daya manusia murni-nya dengan maksimal. Bebas pajak pula. Melihat banci? Asyik aja tuh, bisa belajar make up dan cara merawat tubuh. Malah bisa lebih feminim malah. Pernah tinggal sekamar sih sama banci. Apa kabar mereka sekarang ya? Anya (Andi) dan Dina (Didi) yang cantik tiada tara....

Saya ingat ada teman yang setiap saat selalu complain : kau bikin orang tidak hargai saya! Laaahh….kau sendirilah yang tentukan mau di hargai orang atau tidak. Control your self. Respect is like mirror dude. Gak bisa orang lain yang buat. Hargai dirimu yang utama, lalu hargai orang lain, itu pastu berbalik ke dirimu nanti. Kalau loe sendiri aja gak menghormati dirimu sendiri gimana bisa loe berharap orang menghargai dirimu.
Belum lagi kata-kata seperti yang saya mau hidup bebas! Tidak bekerja dengan orang lain! Wokeeehhh...bebas boleh bray, tapi jangan tanggung bebasnya. Bebas kalau masih numpang sama orang tua dan masih di kasih makan itu bukan bebas namanya! Itu bebasnya orang kalah dan malas! Tapi itu semua sih tidak apa-apa kalau mulutmu tidak nyinyir bilang bahwa kami-kami ini yang masih bekerja dengan orang lain layak di kasihani...halloooooo........sekali lagi itu masalah pilihan dude...

Kalau kau sempat baca ini, saya khususkan malam ini berdoa kepada yang menciptakan alam semesta ini siapapun nama dan sebutannya, agar kau di berikan hidayah, terang atau apalah namanya, untuk sedikit lebih rendah hati, mau belajar dari masa lalu, dan kalau boleh berani menatap masa depan dengan kepala tegak dan tidak bersembunyi di bawah ketek ibu dan bapakmu lagi......

Untukmu sahabat yang sombong tiada tara....saya masih sahabatmu kok, cuma karna gak tega ngelempar bata di mukamu..bagus saya curhat disini saja....kasihan kau berdarah-darah mana gak punya asuransi lagi akibat kau terlalu "bebas"....

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh dari Ruteng