Banana Pancake please...

Dengar kata Back Packer pasti yang terbayang adalah turis yang bau, kere dan tas ransel di punggungnya. Tapi sebentar dulu. Coba kita lihat bagaimana para mahkluk kumal itu menyumbang begitu banyak hal terhadap Pariwisata dan perekonomian di daerah kita. Saya tidak bisa bicara dalam skala negara atau provinsi. Tapi mungkin saya bisa kalau saya bicara tentang Flores, Pulau kita tercinta ini. Banyak orang berpikir bahwa kalau suatu tempat wisata lebih banyak backpacker,tidak terlalu menyumbang banyak secara ekonomi terhadap daerah tersebut. Tapi mari kita lihat fakta2 di bawah ini.

1. Backpacker selalu menginap di homestay.Alasannya tentu karena mereka adalah budget traveler. Makin sedikit uang keluar makin bagus. Tapi coba lihat siapa yang terima uang tersebut. uang tersebut langsung masuk ke masyarakat lokal. Tidak masuk ke kantongnya Hilton atau Westin, yang mana sebagian uang itu akan keluar dari daerah tersebut.
2. Backpacker selalu makan makanan lokal. Karena itu para backpacker tidak mencari tempat wisata yang turistic. yang penuh dengan keju dari Itali dan Prancis. Yang lagi2 uangnya akan keluar dari negara ini.
3. Backpacker datang tanpa kenal musim. Karena high season harga semakin mahal jadi mereka melakukan perjalanan di musim sepi yang mana sangat membantu perekonomian para pemilik homestay yang cuma punya 3-6 kamar.
4. Pada umumnya backpacker sangat menghargai budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. apalagi kalau kita bica tentang masalah lingkungan. Mereka sangat concern dengan masalah ini. Karena itu mereka tidak datang dalam group yang besar. karena akan lebih mudah buat mereka untuk memanage sampah yang mereka ciptakan.
5. berdasarkan penelian Mark Hampton, phd, backpacker adalah orang2  dengan pendidikan yang bagus yang mengisi waktu antara wisuda dan mencari kerja, sehingga kemungkinan mereka akan kembali setelah mereka bekerja dan membawa keluarga dan teman-teman kerja mereka kembali.
6. Backpacker juga membawa exchange budaya, misalnya breakfast dengan banana pancake (yang saat ini sangat terkenal di losmen2 di Flores).

melihat beberapa fakta ini, masihkah kita berpikir bahwa backpacker itu 'hanya' sekedar turis bau, kere yang di pandang sebelah mata?Ataukah kedatangan backpacker ini mengajarkan sesuatu yang 'lebih besar' kepada kita?

Misalnya:
- daripada jadi cleaner di Hilton, lebih baik baik punya homestay 5 kamar tapi punya kita? Mental entrepreneurship katanya om bule2.

Contohlah Malaysia, negara yang banyak memberikan kemudahan kepada para backpacker untuk masuk ke negaranya. dengan kebijakan bebas visa, mensubsidi perusahaan penerbangan sehingga para backpacker itu bisa datang dengan mudahnya. Kalau ada 1 juta turis 'kere' seperti mereka datang ke pulau ini, saya pikir mimpi bahwa pariwisata bisa jadi tulang punggung perekonomian Flores bukan hanya isapan jempol belaka. dan yang lebih bagus lagi, tanah Flores tidak akan terlalu banyak di jual ke 'orang luar' lagi karena dengan home stay kecil dan restaurant banana pancake kita juga bisa hidup layak.


terinspirasi dari kuliah singkat Mr. Mark Hampton,Phd (dosen pariwisata University of Kent, Canterbury,England)
Thanks a lot Sir, you are so cool...

banana pancake please.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh dari Ruteng