Entahlah....

Membaca-baca postingan orang-orang di FB hari ini, mulai dari teori konspirasi tentang insiden Paris, terus ada mahasiswa asal Manggarai Barat mati akibat tawuran, kemudian berbagai pendapat mulai dari prihatin sampai caci maki mulai keluar. Menarik....bukan beritanya, tentu saja berita tentang kematian bukan sesuatu yang menarik. Tapi bagaimana orang-orang merespon segala peristiwa itu yang selalu menjadi menarik.
Well, saya mewakili pendapat pribadi saya. Saya langsung menyatakan di awal, menghindari menghabiskan waktu dengan para tukang nyolot, yang selalu berpikir bahwa FB ini adalah punya nenek moyangnya yang bermigrasi dari Mars atau Jupiter sehingga dia punya hak untuk melarang orang, jangan post ini atau itu. Padahal untuk hal seperti ini saya selalu berpikir kontrol itu ada di jari. Tidak suka? Unfollow, lebih dari yang bisa ditoleransi, unfriend, lebih dari itu, block! Selesai toh? mungkin belum, karena ada juga tipe pasukan berani mati di FB ini, yang kalau kita unfriend, dia tetap kirim pesan di inbox, trus kalau sudah di block nanti dia pakai akun palsu dan mulai meng-add beberapa teman kita biar pada saat dia add kita, ada beberapa mutual friend, dan kita mempertimbangkan untuk approve undangan pertemanannya. Bakat yang bagus seandainya di pakai untuk bela negara, atau di ajak berperang, tidak gampang mundur, banyak taktik....tapi kalau kita yang jadi lawannya, mungkin butuh beberapa tablet obat sakit kepala untuk menghadapi spesies yang begini. Nah sekarang bingung saya tadi mau omong apa.
Oh ya, saya mau cerita, kemaren saya sempat bt jalan -jalan dengan seorang Nyonya....kita sebut saja namanya Nyony si Nyonya Hebring ini senang sekali berkotbah tentang Tuhan, dan komunitas Katoliknya yang hebat. Tentang anak-anaknya yang sudah S2 dan suami yang sangat suportif dengan segala kesibukannya. Nasehatnya bagus, kamu harus sering-sering ke gereja dan ikut komunitasnya, biar perbesar jaringan. Kena di sumsum nasehatnya. Si Nyonya yang baru kenal ini tau aja kalau saya jarang ke Gereja.....Oh ya, ceritanya kami jalan-jalannya pakai kapal. Nah sebelum berangkat si Nyonya bilang, oh ya kita tunggu teman saya ya, dia akan ikutan dengan kita.
Lalu tibalah si Om Nganu yang (mungkin) tampan itu. Di mata saya mereka orang berdedikasi tinggi, karena melepaskan keluarga untuk melatih orang2 di tempat lain untuk membuat sesuatu dari bahan2 yang ada di sekeliling mereka menjadi sesuatu yang nilai ekonomisnya tinggi. rasa hormat muncul. Lalu tibalah kami di dalam kapal carteran itu, dan saya tentu saja karena capek, langsung naek ke tempat tidur dan tidur. ketika sadar saya bingung, karena tempat tidurnya bertingkat dan di tempat tidur yang bawah ada di Om dan si Nyonya.
saya kemudian berpikir, ehm mungkin si Nyonya sakit kepala. Tetapi setiba di desa, mereka minta sekamar, dan saya tidak tahu apa harus bersikap bagaimana, sambil terbayang nasehatsi Nyonya ...”kamu harus rajin ke gereja, dan bergaul dengan para pastor..bla...bla..bla”.
Nasehat yang baik dan baik pula untuk diikuti, bukan berarti seorang pengedar narkoba tdk boleh menasehati kamu supaya tidak boleh jadi pencuri kan? Seperti papan penunjuk yang menunjuk arah dari tempatnya berdiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh dari Ruteng