Sayap Patah (Cerita pencarian kemaren-1)

Pemilihan judul yang lebay? Mungkin iya, tapi tidak bagi saya. Entah mengapa, dulu sekali waktu saya masih kuliah saya suka baca ‘chicken soup’. Dan di salah satu judul ada cerita tentang anak yang sangat nakal tapi punya kecerdasan di atas rata-rata.
Entah apa yang membuat saya begitu tertarik dengan tokoh di cerita itu. Tapi setiap kali saya baca cerita itu, saya selalu teringat dengan orang yang paling nakal di dunia. Dia itu Arnol. Adik kandung saya. Dia begitu nakal, tapi juga begitu pintar dan seorang seniman tulen dengan segala ke‘unik’annya. Dia biang berantem di SD, dia monster kecil di Dongang (nama tempat tinggal kami), sampai suatu saat dia di terima di Seminari Pius XII Kisol. Sebuah berita gembira tentunya. Di satu sisi, Arnol akhirnya masuk seminari, di sisi lain, senang juga, monster kecil tukang berantem itu bisa masuk asrama, artinya saya hanya akan bertemu dengan dia 2x setahun. Cukuplah. Tapi ternyata tidak. Rumah tanpa Arnol jadi sepi. Bapak kehilangan orang yang di hajar tiap hari. Saya tidak pernah berantem lagi di rumah. Sparing Partner saya sedang di Seminari. Tapi pada saat dia pulang libur pertama kali dia orang yang berbeda. Dia bukan lagi arnol monster kecil. Tapi dia laki2 introvert yang berkurung diri di dalam kamar dengan gitar, dan hampirt tidak ingin bicara dengan siapapun. Saya senang-senang saja, karena saya cerewet dari kecil, jadi gampanglah untuk ajak dia bicara. Mulai dari topik yang dia suka. Musik. Lalu cerita akan bergulir tentang bagaimana kehidupan di Seminari. Tidak terlalu banyak juga yang saya tahu. .................
Awalnya janji kepada diri sendiri bahwa saya akan temukan Arnol, adikku yang pergi dan tak berkabar. saya akan temukan dia, bukan untuk membawa dia kembali. saya tidak punya bayangan akan berhadapan dengan orang seperti apa kalau saya ketemu dia. Pertama janjian dengan kak Charles Tulis, tapi karena satu dan lain hal dia tidak bisa bergabung saya lalu kontak kak Sintus Tulis, saudara saya yang satu lagi di Surabaya. Dia ok, lalu kami janjian ketemu di Solo, tempat terkahir kali arnol terdeteksi pernah berada. Tanggal 25 October pun tiba. Hari Ulang Tahun ke 29 saudaraku yang pergi. semalaman saya minum sendiri dengan musik-musik kencang plus air mata. Dimana kau saudaraku. tanggal 26 October pagi jam 5 pagi. saatnya berangkat. saya ke airport di antar sepupu saya ka Wenz Gerson, dalam keadaan ngantuk berat.saya tidak ingat lagi kapan pesawat take off. yang saya ingat hal terakhir saya ambil kain nutupin badan dan langsung pulas. terbangun pada saat landing di jogyakarta. Sangat menyenangkan bahwa di airport Jogja juga terdapat station kereta api Maguwo. dan lebih senang lagi hari itu aku dapat ticket gratis dengan prambanan express , katanya kompensasi kecelakaan beberapa hari lalu. tapi buat saya tidak ngaruh apapun alasannya, yang pasti saya bisa langsung ke solo dan memulai pencarian . memasuki train dan mencari tempat duduk, pake kain selimuti badan, sekali lagi. pulas!! tersadar di statiun Balapan. Untung gak kelewatan. keluar dari stasiun tanpa kenal siapapun saya pun mencari becak. minta di antar ke terminal. Sambil jalan saya pun bercerita ke tukang becak yang tua itu tentang maksud kedatangan saya ke kota solo ini.
Saya di antar ke Panggung. Saya semula berpikir ada panggung disana, tapi panggung ternyata nama daerah lampu merah disitu dan ada bengkel Yamaha namanya Panggung. anyway, saya pun duduk disitu sambil makan soto kwali. Solo, super murah. soto, nasi dan teh hangat hanya 5 ribu rupiah. mungkin ibunya tau saya tampang kere. Duduk di pinggir jalan saambil menunggu kakak saya tiba dengan mobil sambil liat2 dan nanya-nanya pengamen yang naik turun mobil. beberapa di antara mereka ada juga tentara yang cacat korban perang. terlihat sekali kebencian di wajahnya. sedikit menakutkan untuk di tanyai.  Tukang becak tua renta menawarkan rumahnya di desa untuk tempat menginap, saya tolak dengan sopan. di sarankan ke pasar gede solo, saya ikut aja, sambil ngider-ngider lewat dekat pasar klewer juga, dan saya mikir mungkin dia belum bangun jam segitu. Duduk lagi di samping patung Slamet Riyadi, sambil bergumam, oh gini tampangnya Slamet Riyadi, selama ini cuma dengar namanya karna di Ruteng juga ada jalan yang pake nama dia. Dan jam makan siang akhirnya tiba dan kakak saya pun tiba dari Surabaya. Sama-sama bego tentang Solo kami langsung memulai pencarian dari terminal ke terminal. Hari pertama hanya terminal, dan lampu merah sambil banyak tersesatnya. sambil nanya nanya ke beberapa keluarga dan kenalan di Solo juga. dapat penginapan gratis juga dari kerabat di Solo. Di jalan ada banyak cerita yang sedih dan mungkin akan menguras air mata seandainya yang pergi gak tegar2kan hati. Dan hari pertama tidak mendapat hasil, kami mencoba hari ke-2 dengan berjalan-jalan ke RS jiwa, tempat rehabilitasi dan lagi-lagi ke terminal. lagi-lagi hasilnya nihil. Tapi di RSJ ada beberapa pengalaman lucu, seperti pasien yang teriak-teriak, marry me..marry me...sambil bawa bunga dan ketika dia melihat kakakku dia berbalik sambil bilang, yahh udah nikah.... dan seorang lagi yang ngaku bernama arnol dan bilang aku ini kakaknya karena aku dulu pernah membangun bandara sama dia di kalimantan!! What??? Mbangun bandara??? aku langsung ngacir...
Dari beberapa informasi yang di kumpulkan mereka menyarankan kami ke prambanan. hari ke -3 hari minggu kamipun berangkat ke prambanan. bukannya nanya-nanya, karena pengamennya gak banyak, kami berakhir di candi prambanan. Wisata euy...sambil dong....:D. dan balek lagi ke Solo untuk makan makan malam dan langsung tancap gas ke Surabaya. Sempat tidur 30 menit bangun lagi langsung ke airport karena pesawatku take off jam 5 pagi....jump in to my plane dengan keadaan ngantuk berat dan super capek, aku gak ingat lagi kapan take off dan kapan landing sampai aku di bangunkan kalau pramugari kalau sudah tiba kembali di Bali....
Well, walaupun tidak bertemu Arnol, setidaknya saya dan kak sintus sudah puas, kami sudah mencoba dan pesan sudah di sampaikan, lewat angin dan sesama pengamen, gembel dan orang terlantar di Solo...Bro...We do care of you. Berkabarlah sesekali atau pulanglah ke Bali...we are waiting for you brother....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh dari Ruteng