I speak english, so I am a guide(?)

Tulisan ini hanya pendapat pribadi anak Flores karena saya peduli....tidak mewakili organisasi apapun.


Dengar kata guide yang terlintas di kepala kita tentunya adalah seorang pemandu wisata, orang yang pintar berbahasa asing, biasa bergaul dengan penduduk dunia internasional, walaupun sebenarnya pengertian dari pramuwisata itu sendiri sebenarnya lebih luas.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian pramuwisata :

1.Oka A. Yoeti (…:….) pramuwisata adalah seorang yang memberi penerangan, penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya, tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah tertentu.

2.Prof. E. Amato dari ILO, Guiding Technique menyatakan: ”tour guide is a person employed either by the travelers, a travel agency or any others tourist organization, to inform, direct and advice the tourist organization, to inform, direct and advice the tourists before and during their short visits”. Pramuwisata adalah seorang yang bekerja untuk wisatawan, biro perjalanan, ataupun lembaga kepariwisataan lain untuk memberikan informasi, memimpin perjalanan atau memberi saran-saran kepada wisatawan sebelum atau selama kunjungan-kunjungan singkatnya.

3. The CEN (European Committee for Standardization) definition for “tourist guide” (part of the work by CEN on definitions for terminology within the tourism industry) Tourist guide = person who guides visitors in the language of their choice and interprets the cultural and natural heritage of an area, which person normally possesses an area-specific qualification usually issued and/or recognized by the appropriate authority, March 2010.

Persyaratan umum sosok profesi ini diperjelas, antara lain; warga Negara Indonesia, usia minimal 18 tahun, menguasai Bahasa Indonesia dan atau paling sedikit satu bahasa asing dengan baik, memiliki Sertifikat Kompetensi Bidang Pramuwisata dan berlisensi pramuwisata.

Hmm...profesi yang cukup penting bukan? Yang harus di jalankan dengan etika profesi yang tinggi juga tentunya dengan menimbang Sikap, wawasan dan Skill, Dan karena berhubungan dengan jasa maka reputasi menjadi sangat penting. Apalagi di era internet sekarang ini, di mana informasi bisa beredar dengan begitu cepat ke seluruh dunia.

Bicara tentang guide, saya jadi ingat Flores tanah air tercinta. Flores yang pada tahun 2013 yang lalu akhirnya sukses membuat saya kembali dari cerita panjang di Jakarta, Jogya, Lombok dan Bali.

....

Di Flores sekarang ada begitu banyak guide. Banyak yang punya kompetensi tapi lebih banyak lagi yang hanya sekedar petantang petenteng dengan bahasa asing acak kadul  dan kadang-kadang jadi biang rusuh namun kemudian menamakan dirinya guide. Yang seperti inilah selama ini telah menurunkan derajat profesional ’pramuwisata’ menjadi sekelas ’pekerja’ atau hanya ’pengantar wisata’.

Padahal apabila pemerintah jeli melihat profesi ini adalah sebagai Duta tidak resmi suatu daerah. Apakah di anggap penting untuk membuat uji kompetensi kepada para pramuwisata ini?
Bukan memandang uji lisensi guide sebagai sebatas formalitas ketrampilan ujian SIM yang menyasar pengetahuan sesaat, melupakan kebutuhan kompetensi tentang sikap etik pramuwisata. Dari pemahaman ini wajar lisensi guide menjadi tidak penting dibedakan dan diklasifikasi, apalagi harus melalui kursus 110 jam selama tiga bulan.  toh banyak guide yang bertahun kerja di lapangan tanpa berbelit syarat pendidikan, mereka profesional malah beranak pinak melayani turis. Lantas bagaimana dengan tuntutan layanan dan arti profesional kerja sebagai pramuwisata, bahwa seseorang guide harus menyatukan sikap-wawasan dan skill.


Padahal kita perlu memproteksi putra-putra daerah kita terhadap masuknya pekerja-pekerja dari 'luar" yang mungkin sebelum datang sudah mempersiapkan amunisi yang hebat. Seharusnya pemerintah bisa lebih proaktif dalam hal ini.

Jangan sampai pariwisata flores yang masih embrio ini akan menjadi polio, tidak bertumbuh sebagaimana mestinya.


Salam Pariwisata
Marta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh dari Ruteng